Oleh Jaka Syahputra, S.Pd.

Generasi Z adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1996 sampai dengan tahun 2012 masehi. Generasi Z adalah generasi setelah Generasi Milenial, generasi ini merupakan generasi peralihan Generasi Milenial dengan teknologi yang semakin berkembang. Beberapa diantaranya merupakan keturunan dari Generasi X dan Milenial.
Disebut juga iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan Generasi Milenial, tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset. Apapun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka. (wikipedia.com)
Generasi z merupakan generasi yang mampu mengaplikasikan dan menguasai teknologi guna untuk keperluan sehari harinya seperti berkomunikasi dalam dunia maya, searching, update informasi dan lain sebagainya. Generasi z ini sangat erat dan bersahabat dengan yang namanya handphone, tanpa adanya benda tersebut dalam waktu sekejab seperti ada yang kurang dalam hidupnya.
Pada masa pandemi covid 19, pendidikan di zaman generasi z sangat luar biasa perbedaannya dengan zaman sebelumnya, dimana masa ini sistem belajar di sekolah secara daring atau online yang menggunakan alat komunikasi seperti handphone dan laptop sejenisnya. Dengan belajar secara daring ini generasi z tidak menjadi masalah besar bagi mereka, bahkan hal ini membuka cakrawala mereka sangat jauh untuk mengetahui dunia. Namun dengan demikian tentunya ada sisi yang sangat perlu diperhatikan bagi seluruh pendidik (guru) dan orang tua untuk mengupayakan pencapaian tujuan pembelajaran
Pendidikan di generasi z pada masa pandemi memiliki dampak buruk salah satunya adalah adab. Adab merupakan hal yang paling penting dalam dunia pendidikan, tanpa adanya adab kegiatan pembelajaran dan tujuan pembelajaran akan sulit tercapai. Lemahnya adab dikalangan siswa tingkat sekolah menengah pertama dan atas memungkinkan terjadi dengan didukungnya perkembangan zaman dan kegiatan pembelajaran secara daring, sehingga guru dan orang tua sulit untuk mengontrol keakraban anak-anak dengan gadget. Keakraban mereka dengan gadgetnya menimbulkan sikap yang tidak mencerminkan seorang pelajar, sehingga terlalu bebasnya mereka dalam berpikir dan bertindak akan sesuatu hal.
Dalam kehidupan sehari-hari sangat mengefek dalam hal perilaku terhadap orang disekitarnya. Dengan demikian karakter pada peserta didik menurun dari segi etika, moral dan adab. Hal ini tidak dapat dipungkiri dengan adanya sistem pendidikan di zaman generasi z pada masa pandemi dan menjadi tantangan besar untuk seluruh elemen yang berhubungan dengan proses pendidikan, guru, orang tua dan lainya. Dan sebagai bukti saat ini dunia pendidikan yang dilanda masa pandemi, banyak siswa melupakan kebiasan kebiasan baik yang pernah diterapkan di sekolah, seperti barkata sopan santun terhadap guru, bertata krama yang baik.
Perbaikan yang dapat ditawarkan untuk meminimalisir terjadinya penyimpangan yang terjadi saat ini, salah satunya dapat melakukan kegiatan-kegitan positif dan bermanfaat. Dengan melakukan kegiatan tersebut akan mengurangi celah terhadap peserta didik untuk tidak semakin jauh berpikir dan bertindak selayaknya ideologi liberal. Dan dengan kegiatan tersebut para pendidik atau guru mempunyai kesempatan untuk memberikan masukan-masukan yang baik dan lebih mudah mengontrol apa-apa saja yang dilakukan oleh peserta didik. Dan kegiatan ini tidak dapat dilakukan sekali saja, tetapi dilakukan secara terus menerus sampai menjadi suatu kebiasan yang baik dan terciptanya perbaikan etika, moral dan peradaban.
Kemudian cara yang berikutnya dapat menerapkan kebiasan-kebiasan yang baik, contohnya 7 K (Keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kerindangan, kekeluargaan dan Kesehatan) di lingkungan pendidikan baik di sekolah, madrasah ataupun di rumah. Dalam mencapai tujuan Pendidikan yang lebih baik sangat dibutuhkan peran dan Kerjasama antara guru dan orang tua, agar siswa lebih terkontrol.